
Jakarta – Selasa (10/6) sore ini Indonesia dan Jepang akan menjalani pertandingan terakhir putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, yang sudah tak menentukan bagi kedua tim.
Jepang tetap lolos ke putaran final Piala Dunia di Amerika Utara tahun depan, sedangkan Indonesia tetap lolos ke putaran keempat yang akan dimainkan di satu tempat, tujuh bulan mendatang.
Tapi dari perspektif lain, laga itu tetap berarti banyak bagi kedua tim, khususnya Indonesia yang bakal dikandangkan dengan dua dari empat tim Arab yang maju ke babak keempat.
Kekalahan atau seri bisa menjadi pesan buruk bagi Samurai Biru, bahwa mereka bisa tumbang atau dipaksa seri di negeri sendiri oleh tim berperingkat terendah pada putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Itu tentu skenario yang sangat dihindari tim asuhan Hajime Moriyasu, karena bisa meninggikan keyakinan tim-tim lebih lemah yang disatukan dengan Jepang pada fase grup Piala Dunia tahun depan.
Sejauh ini Australia menjadi satu-satunya tim yang mengalahkan Jepang pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 ketika Samurai Biru menyerah 0-1 pada 5 Juni.
Bersama Arab Saudi, Australia juga menjadi tim yang mengimbangi Wataru Endo cs selama Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Kalah untuk kedua kali atau seri untuk ketiga kali sangat dihindari oleh Jepang, apalagi Samurai Biru tak pernah kalah di kandang sejak 28 Maret 2023 ketika mereka menyerah 1-2 kepada Kolombia dalam laga persahabatan.
Oleh karena itu, walau sudah menggenggam tiket putaran final Piala Dunia 2026 dan menurunkan tim lapis kedua, skuad Moriyasu akan berusaha keras tidak tumbang di negeri sendiri.
Namun, langkah Jepang menurunkan sebagian besar pemain lapis keduanya menjadi bumerang ketika pekan lalu kalah 0-1 dari Australia, tim yang memasang formasi tiga bek tengah seperti diadopsi Indonesia.
Socceroos sukses menangkis serbuan Jepang, dan sebaliknya memanfaatkan peluang gol sekecil mungkin sampai pemain veteran Aziz Behich menciptakan gol pada menit ke-90.
Indonesia bisa meniru Australia, walau kondisinya berbeda, karena kali ini Jepang tampil di negeri sendiri.
Misi yang berat memang, apalagi dalam 17 pertemuan sebelumnya dengan Samurai Biru, Garuda tak pernah bisa memetik poin di Jepang.
Namun Indonesia boleh berbangga karena dari 17 pertemuan terdahulu itu, karena pernah lima kali mengalahkan Jepang, yang terakhir terjadi pada 1981 ketika Garuda menang 2-0 di Jakarta dalam laga persahabatan.
Catatan belakangan ini, termasuk kalah 0-4 dalam pertemuan pertama pada putaran ketiga Kualifikasi Piala 2026, membuat pasukan Patrick Kluivert terlihat lebih inferior ketimbang tim Moriyasu.
Meski begitu, kemenangan kadang menolak statistik sebelumnya. Ada faktor lain yang bisa mematahkan tren buruk di masa lalu.
Jepang yang menurunkan lapis kedua bisa menjadi faktor yang menguntungkan Indonesia. Kuncinya adalah bermain sabar dan terukur seperti dipraktikkan Australia pekan lalu.
Jangan lupa, semangat bertarung dan juga keberuntungan, bisa membuat Jay Idzes cs menorehkan catatan istimewa di Jepang.
Menang atau seri di Osaka, bisa menaikkan citra kuat Garuda, yang bisa menaikkan moral tim sehingga tampil semakin baik pada laga-laga setelah menghadapi Jepang.
Hasil yang tidak negatif juga acap lahir karena para pemain bermain lepas tanpa tekanan.
Seharusnya suasana itu meliputi tim Garuda karena Indonesia sudah pasti mengikuti putaran keempat untuk memperebutkan dua dari tiga tiket terakhir Asia untuk Piala Dunia 2026.
Jangan lupakan pula formula bermain pragmatis kala menghadapi tim-tim sesuperior nan sekuat Jepang.
Di sini, Indonesia bisa meniru Australia yang baru saja mengalahkan lagi Jepang setelah 16 tahun tak bisa melakukannya.
Salah satu kunci kemenangan Australia pada 5 Juni adalah mendekati laga dengan taktik pragmatis tetapi cermat membaca permainan.
Kluivert bisa menerapkan strategi dalam laga Selasa sore nanti itu dengan pendekatan yang diadopsi Australia tersebut.
Pesan buruk untuk lawan
Jika masih ada tekanan di antara kedua tim, maka Samurai Biru yang lebih tertekan ketimbang Garuda.
Walau menurunkan tim kedua, kemenangan pasti menjadi target mutlak Jepang. Apalagi, pemain-pemain lapis kedua mereka ingin membuktikan diri sama baiknya dengan pemain-pemain inti.
Di satu sisi, keadaan ini akan baik sekali bagi skuad Jepang, tapi di sisi lain bisa menjadi bumerang. Kalah 0-1 dari Australia adalah karena tekanan untuk menang semacam itu.
Jika Indonesia bisa mengapitalisasi tekanan yang lebih besar di pundak Jepang, bukan mustahil Garuda menjadi tim kedua setelah Australia yang mengalahkan Jepang, atau tim ketiga setelah Australia dan Arab Saudi yang menahan seri Samurai Biru selama Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Saudi sendiri tak pernah bisa mengalahkan Indonesia selama Kualifikasi Piala Dunia 2026, bahkan menyerah 0-2 pada 19 November 2024.
Ini seharusnya memberi keyakinan pada Garuda bahwa mereka bisa melakukan apa yang sudah dilakukan Saudi di kandang Jepang pada 25 Maret ketika mereka mengimbangi Jepang dengan 0-0.
Mungkin ini ekspektasi kelewat tinggi, tapi tidak ada yang tidak masuk akal untuk mendapatkan hasil positif di Jepang nanti.
Jika skenario positif itu bisa diwujudkan oleh Garuda, maka ini menjadi pesan yang menggetarkan hati calon-calon lawan Indonesia pada babak keempat, Oktober kelak.
Jika Indonesia seri atau menang dan saat bersamaan Saudi dikalahkan Australia, maka Indonesia bisa berakhir di peringkat ketiga Grup C.
Garuda akan satu grup dengan peringkat ketiga dan keempat Grup A dan B, atau sebaliknya.
Di Grup A, Qatar akan lebih sulit mengalahkan tuan rumah Uzbekistan ketimbang Uni Emirat Arab mengalahkan Kyrgyzstan walau sama-sama bermain di kandang lawan. Dalam skenario ini, UEA akan berperingkat ketiga, sedangkan Qatar berperingkat empat.
Di Grup B, Oman dan Irak mungkin lolos ke putaran keempat. Tapi Palestina memiliki peluang untuk merampas jatah Oman.
Kelima tim Arab ini memiliki peringkat jauh di atas Indonesia. Tapi, keberhasilan mengalahkan Saudi yang berperingkat di atas Irak, UEA, Oman dan Palestina, membuktikan Indonesia bisa menyulap yang “tidak bisa” menjadi “bisa”.
Apalagi jika Garuda bisa mengalahkan atau menahan seri Jepang hari ini.
Hasil positif di Jepang tak saja akan menggemparkan jagat sepak bola, tapi juga menjadi kabar menyeramkan untuk dua tim Arab yang satu grup dengan Garuda pada babak keempat, termasuk Qatar yang berperingkat di atas Saudi.
Di antara lima negara Arab yang berpotensi menjadi calon lawan Indonesia pada putaran keempat, adalah Qatar, Oman dan Palestina yang membuat kejutan selama Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Qatar pernah menang 1-0 dari Iran yang berperingkat dua di Asia setelah Jepang. Sedangkan Oman pernah sekali menahan imbang Korea Selatan yang nomor tiga di Asia. Palestina bahkan dua kali mengimbangi Korea Selatan.
Oleh karena itu, hasil positif di Jepang, apalagi berwujud kemenangan, akan menjadi pesan buruk bagi calon-calon lawan Indonesia pada putaran keempat.
Insentif lain dari hasil positif di Jepang adalah peringkat timnas Indonesia yang melesat karena memetik poin dari tim berperingkat teratas di Asia. Ini menjadi petunjuk kekuatan profil sepak bola Indonesia.
Memang berat sekali mendapatkan poin dari Jepang, tapi tak ada yang tak mungkin dalam sepak bola. (Ant)