
Balikpapan – Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Balikpapan bekerjasama dengan sejumlah perusahaan menggelar pameran bursa kerja (job market fair/JMF) 2025 sebagai upaya mengurangi angka pengangguran terbuka di daerah setempat.
“Ini bagian dari strategi kami dalam memperluas kesempatan kerja dan mengurangi jumlah pengangguran secara nyata,” kata Kepala Disnaker Kota Balikpapan Ani Mufidah, Rabu (23/7).
Ia mengatakan, tingkat pengangguran terbuka di Balikpapan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) masih berada di angka 6,22 persen.
Oleh karena itu digelar JMF dan tahun ini ditargetkan tingkat penempatan kerja bisa di atas 60 persen dari total formasi yang tersedia. Biasanya hanya sekitar 30 sampai 40 persen.
Ani menuturkan, untuk mencapai target itu, Disnaker juga menyediakan layanan pendampingan intensif kepada pencari kerja, termasuk bimbingan teknis penyusunan curriculum vitae (CV), konsultasi kerja, serta dukungan sistem digital melalui aplikasi SIAPKerja dan e-bursa kerja nasional.
“Pelamar cukup membawa dokumen dalam bentuk soft copy. Melalui sistem digital ini, lamaran bisa diajukan langsung ke perusahaan yang dituju,” katanya.
Menurut Ani, penyelenggaraan JMF telah menjadi agenda rutin tahunan, secara langsung mendukung penyerapan tenaga kerja lokal.
Pada tahun ini JMF berlangsung selama dua hari, sejak Rabu (23/7) hingga Kamis (24/7) yang lokasinya di Balikpapan Sport and Convention Center (BSCC) Dome.
Ani menjelaskan JMF 2025 diikuti oleh 101 perusahaan dari berbagai sektor usaha, dengan total 1.757 lowongan kerja yang ditawarkan untuk masyarakat Kota Balikpapan dan sekitarnya.
Selain itu, sebanyak 59 jenis jabatan ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor perbankan, perhotelan, logistik, transportasi, perdagangan, makanan dan minuman (food and beverage/FnB), hingga jasa dan manufaktur.
“Kegiatan ini terbuka untuk umum dan merupakan upaya mempertemukan pencari kerja dengan penyedia kerja secara langsung, agar proses rekrutmen bisa berlangsung lebih cepat dan efisien,” ujarnya.
Ia juga mendorong agar penyelenggara pendidikan dan pelatihan kerja di daerah bisa merespons kebutuhan industri melalui kurikulum yang relevan dan terintegrasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
“Kami ingin lulusan-lulusan sekolah dan pelatihan benar-benar siap kerja. Itu sebabnya kemitraan antara dunia pendidikan dan industri harus terus dikuatkan,” harapnya.
Sementara itu, Staf Ahli Wali Kota Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Neny Dwi Winahyu, mewakili Wali Kota Balikpapan pada pembukaan JMF menyampaikan bahwa kegiatan tersebut wujud kehadiran negara dalam memberikan solusi terhadap tantangan ketenagakerjaan.
“Ini adalah upaya konkret Pemerintah Kota Balikpapan agar pertumbuhan ekonomi yang positif juga berdampak pada kesejahteraan masyarakat lewat akses kerja yang terbuka,” ujarnya.
Neny menambahkan, dengan semakin meningkatnya aktivitas investasi dan pembangunan, terutama di wilayah Kalimantan Timur yang terdampak langsung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), kesiapan SDM lokal menjadi sangat krusial.
“Kita harus memastikan bahwa tenaga kerja kita mampu bersaing dan memenuhi kebutuhan pasar kerja yang semakin terbuka dan dinamis,” tegasnya.
Menurut Neny, JMF 2025 tidak hanya menjadi ajang rekrutmen, tapi juga sebagai forum interaktif antara pelaku usaha dan pencari kerja.
Di dalam penyenggaraan JMF tersedia stand layanan informasi ketenagakerjaan, bimbingan teknis singkat, serta konsultasi kewirausahaan untuk pencari kerja pemula.
“Pemerintah Kota Balikpapan berharap kegiatan JMF bisa meningkatkan serapan tenaga kerja lokal, sekaligus menjaga iklim investasi yang membutuhkan ketersediaan SDM yang siap kerja dan profesional,” katanya.
Neny menambahkan adapun tujuan akhir dari JMF adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ketika orang punya pekerjaan, maka daya beli meningkat dan pertumbuhan ekonomi lokal akan lebih stabil. (Jan)