
Samarinda – Dinas Sosial (Dinsos) Kalimantan Timur mengambil langkah progresif mematahkan anggapan bahwa penyandang disabilitas hanya bisa bergantung pada bantuan, melalui pembinaan keterampilan produktif.
“Kami tak hanya memberikan jaring pengaman sosial, melainkan berinvestasi pada potensi produktif penyandang disabilitas melalui serangkaian pelatihan keterampilan intensif. Ini adalah upaya nyata untuk menciptakan kemandirian ekonomi, membuka peluang bagi mereka untuk tak hanya bekerja, tetapi juga berwirausaha,” kata Kepala Dinsos Kaltim, Andi Muhammad Ishak di Samarinda, Rabu.
Ia menjelaskan bahwa pendekatan pemberdayaan ini menitikberatkan pada peningkatan aspek ekonomi lewat pendidikan dan pelatihan keterampilan yang relevan.
“Program ini kami harapkan mampu membuka peluang kemandirian ekonomi bagi mereka,” ujarnya
Pelatihan yang Dinsos Kaltim berikan intensif, berlangsung selama sebulan penuh. Beberapa jenis keterampilan yang telah diberikan pada tahun sebelumnya meliputi perbaikan alat pendingin (AC), mekanik motor, serta menjahit atau tata busana.
Program-program ini dirancang dengan cermat, disesuaikan dengan kemampuan dan potensi fisik masing-masing penyandang disabilitas.
Melihat keberhasilan yang ada, Dinsos Kaltim berencana melanjutkan program pelatihan keterampilan pada tahun 2025, bahkan dengan penambahan jenis keterampilan baru seperti pelatihan sekuriti.
Andi menyebutkan bahwa jadwal program ini akan dimulai sekitar triwulan ketiga tahun 2025. Pelatihan ini melibatkan satu angkatan dengan jumlah peserta sekitar 32 orang. Untuk memastikan kualitas dan relevansi, Dinsos Kaltim menjalin kerja sama dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang direkomendasikan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) atau Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Balikpapan.
Meskipun bekerja sama dengan BLKI Balikpapan, program ini mencakup peserta dari berbagai wilayah seperti Samarinda, Paser, Penajam Paser Utara (PPU), dan Balikpapan. Dinsos Kaltim juga berencana memperbesar jangkauan pelatihan di Samarinda untuk mencakup wilayah sekitar yang lebih luas.
Inisiatif Dinsos Kaltim tidak berhenti pada pelatihan saja. Setelah menyelesaikan program, para peserta akan langsung dibekali dengan peralatan kerja yang sesuai dengan jenis keterampilan yang mereka kuasai. Peralatan ini menjadi modal awal yang krusial bagi penyandang disabilitas untuk memulai usaha mereka sendiri.
“Mereka dibina keterampilan dasar sampai mahir dan juga kami siapkan peralatan untuk mereka bisa memulai usahanya,” tegas Andi.
Nilai peralatan yang diberikan pun disesuaikan dengan jenis keterampilan dan kebutuhan usaha.
Andi juga menegaskan bahwa program ini secara khusus menyasar penyandang disabilitas yang masih memungkinkan untuk beraktivitas dan memiliki keinginan kuat untuk berusaha. Yang menarik, tidak ada keharusan bagi peserta pelatihan ini untuk terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), berbeda dengan program Usaha Ekonomi Produktif (UEP) yang mewajibkan hal tersebut.
“Artinya mereka masuk dalam usia produktif, yang disabilitas yang memang tidak bekerja dan memiliki kemauan untuk mau berusaha, nah itu kami fasilitasi,” tutup Andi. (Adv/Diskominfo Kaltim)