
Samarinda – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Kalimantan Timur membantu melakukan pengembangan kepribadian terhadap warga binaan pemasyarakatan (WBP) di lembaga pemasyarakatan (Lapas) dan rumah tahanan (Rutan) melalui pembinaan literasi.
“Upaya ini merupakan bagian integral dari komitmen DPK untuk meningkatkan literasi di semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada dalam keterbatasan ruang gerak,” kata Plt Kepala DPK Provinsi Kalimantan Timur, Anita Natalia Krisnawati, saat dihubungi di Samarinda, Selasa.
Kegiatan layanan perpustakaan keliling ini rutin dilaksanakan di tiga lokasi berbeda di Kota Samarinda, yakni Lapas Kelas II A Samarinda, Lapas Narkotika Kelas II A Samarinda, dan Rutan Kelas I Samarinda.
Anita Natalia Krisnawati menambahkan koleksi buku yang dibawa tidak hanya mencakup bacaan ringan, tetapi juga buku-buku pengetahuan terapan, pengembangan diri, hingga bacaan fiksi yang dapat menjadi sarana refleksi dan hiburan sehat.
Diversifikasi koleksi ini penting untuk memenuhi berbagai minat dan kebutuhan warga binaan. Buku-buku pengetahuan terapan, misalnya, dapat menjadi bekal keterampilan yang berguna setelah mereka kembali ke masyarakat. Sementara itu, bacaan fiksi bisa menjadi media rekreasi mental dan hiburan positif di tengah rutinitas yang terbatas.
Antusiasme terhadap program ini terlihat jelas dari respons positif warga binaan. Salah seorang penghuni Rutan Samarinda berinisial BG mengungkapkan bahwa buku-buku yang disediakan sangat cocok untuk mengisi waktu luang dan menambah pengetahuan tentang hal yang diminati.
“Buku-buku yang sering kami baca kebanyakan tentang ilmu pengetahuan praktis, seperti buku tentang cara menanam buah atau keterampilan lainnya. Itu sangat bermanfaat untuk bekal kami ke depan,” aku BG.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa program literasi DPK Kaltim tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga memfasilitasi pengembangan diri dan persiapan warga binaan untuk kehidupan pasca-pemasyarakatan.
Petugas Rutan Samarinda, Tama, membenarkan tingginya minat baca di kalangan warga binaan. Ia menyatakan bahwa rata-rata 20 hingga 30 orang setiap hari menghabiskan waktu di Taman Baca untuk membaca. Angka ini menunjukkan bahwa layanan perpustakaan keliling sangat dimanfaatkan dan memberikan dampak nyata terhadap kegiatan sehari-hari warga binaan.
Tama berharap agar koleksi buku fiksi, seperti novel, serta buku-buku pengetahuan umum bisa lebih ditambah. “Sebab, jenis bacaan itu juga diminati dan mampu menjadi media rekreasi mental bagi para narapidana,” jelasnya. Permintaan ini mengindikasikan bahwa selain buku-buku keterampilan, ada kebutuhan akan bacaan yang bersifat rekreatif dan memperluas wawasan umum.
Upaya ini tidak hanya berdampak pada peningkatan literasi, tetapi juga berpotensi memberikan kontribusi positif terhadap proses rehabilitasi dan reintegrasi sosial warga binaan. Melalui buku, mereka dapat menemukan inspirasi, keterampilan baru, dan perspektif yang lebih luas, yang semuanya merupakan bekal berharga untuk masa depan yang lebih baik.
DPK Kaltim akan terus mengevaluasi dan mengembangkan program ini demi memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat, termasuk warga binaan di seluruh wilayah Kalimantan Timur. (Adv/Diskominfo Kaltim)