Kabupaten Kutai Timur kembangkan hilirisasi kakao berbasis padat karya

Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman. (Foto: Niko)

Sangatta- Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur menggenjot pengembangan hilirisasi komoditas kakao di daerahnya dengan memprioritaskan model industri berbasis padat karya, guna memastikan manfaat ekonomi dapat dirasakan langsung oleh para petani dan masyarakat lokal.

“Fokus kami adalah mendorong industri pengolahan yang berbasis padat karya, bukan padat modal. Tujuannya agar sebaran ekonomi bisa langsung dinikmati oleh para petani dan masyarakat sekitar,” kata Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman di Sangatta, Sabtu.

Menurut dia, Kutai Timur yang selama ini dikenal sebagai daerah pertambangan dan perkebunan kelapa sawit skala besar, perlu menyeimbangkan ekonominya dengan memperkuat sektor pertanian kerakyatan.

Selain kakao, komoditas lain yang dikembangkan untuk dihilirisasi adalah pisang, nanas, dan karet.

Bupati Ardiansyah menjelaskan, potensi kakao di Kutai Timur sudah masyhur, bahkan sejak kabupaten ini berdiri. Saat ini, produksi biji kakao masih cukup stabil, berkisar antara 1.000 hingga 1.400 ton per tahun, yang berasal dari sentra produksi di Kecamatan Karangan dan Busang.

Meskipun sebagian perkebunan sudah memasuki usia tua dan memerlukan peremajaan, semangat petani untuk mengolah hasil panennya terus tumbuh.

Sebagai bukti, Ardiansyah menunjukkan produk olahan kakao berupa serbuk minuman dari para petani di Desa Karangan Ilir, Kutai Timur.

“Ini adalah contoh yang akan terus kami dukung agar produk olahannya semakin beragam,” ujarnya.

Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, lanjutnya, berkomitmen penuh untuk mendukung kelompok-kelompok tani yang ingin mendirikan unit pengolahan.

Bahkan, pihaknya telah menyiapkan dukungan untuk pembangunan hingga 10 pabrik pengolahan skala kecil dan menengah yang dikelola oleh masyarakat.

Terkait investasi dari pihak luar, Ardiansyah menyatakan pihaknya sangat terbuka. Namun, ia menekankan bahwa setiap investasi yang masuk harus bersedia bekerja sama atau berkolaborasi dengan para petani lokal yang telah ada.

“Kami sangat menyambut baik investor yang ingin masuk. Skemanya nanti akan kita komunikasikan agar terjadi kemitraan yang saling menguntungkan antara investor dengan kelompok tani di lapangan,” jelasnya.

Pengembangan industri pengolahan kakao akan dipusatkan di Kecamatan Karangan. Pemilihan lokasi ini bersifat strategis untuk menekan biaya operasional, karena dekat dengan sumber bahan baku sehingga memudahkan petani dalam menyalurkan hasil panennya. (Niko)

Loading

Share on whatsapp
Share on telegram
Share on twitter
Share on facebook
Share on pinterest
Share on print

Solverwp- WordPress Theme and Plugin