
Samarinda – Wali Kota Samarinda Andi Harun memberikan dukungan terhadap pengembangan infrastruktur Bandara APT Pranoto Samarinda menjadi Bandara Internasional dalam upaya memperkuat ekspor di daerah melalui jalur udara.
“Bagi saya, bandara dan pelabuhan adalah urat nadi ekonomi daerah. Selama saya bisa membantu, pasti saya bantu,” kata Andi Harun saat menerima audensi Kepala Unit Penyelenggaraan Bandar Udara (UPBU) Kelas I APT Pranoto Samarinda, I Kadek Yuli Sastrawan beserta jajaran di ruang tamu lantai Balaikota Samarinda, Senin.
Dia mengatakan, pertemuan ini menjadi momentum strategis untuk mempererat sinergi antara Pemkot dan pihak bandara, guna membangun infrastruktur penerbangan yang andal, berdaya saing, serta mampu mendorong konektivitas dan pertumbuhan ekonomi Kota Samarinda.
Andi Harun menilai dengan status menjadi Bandara Internasional tentu bakal membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat Samarinda, khususnya memperluas jaringan pasar hingga luar negeri.
“Karena saya tahu betul, dari sinilah pertumbuhan ekonomi bisa melesat,” tambahnya.
Terkait akses jalan menuju Bandara, Wali Kota menyampaikan bahwa Pemkot Samarinda telah menyiapkan jalur pintas ke Bandara APT Pranoto melalui kawasan Sambutan, keluar Tol Mahkota II via Jalan Kapten Sujono hingga perbatasan Tanah Merah-Sungai Siring dekat SPBU.
Saat ini, pihaknya telah melakukan identifikasi lahan, dan untuk pembebasan lahan serta pembangunan direncanakan pada 2026, dengan target rampung 2027.
Menurut Andi Harun, upaya memperkuat sinergi ini diharapkan mampu meningkatkan pelayanan bandara, menjamin konektivitas kota, membuka peluang ekonomi, dan memposisikan Samarinda sebagai pintu gerbang perdagangan, pariwisata, serta konektivitas internasional di Kaltim.
Sementara itu, Kadek Yuli Sastrawan, memaparkan empat poin strategis yang memerlukan dukungan Pemkot Samarinda untuk Bandara APT Pranoto.
Dukungan pertama, kata Kadek yakni penerbitan Perda larangan layang-layang, balon udara, dan drone di Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP),
Poin kedua, lanjutnya penambahan lahan untuk perluasan strip landasan, ketiga penyediaan transportasi umum massal dan keempat pembangunan jalan alternatif mengingat akses utama rawan banjir.
Selain itu, ia menyampaikan Bandara APT Pranoto Samarinda menjadi bandara internasional, yang mencakup pembangunan terminal kedatangan internasional serta penataan gudang kargo domestik dan internasional yang saat ini tengah berjalan untuk memperkuat ekspor melalui jalur udara.
Sebelumnya Bandara APT Pranoto berstatus bandara domestik kelas II, kemudian meningkat menjadi kelas I dan kini Bandara tersebut telah resmi menjadi bandara internasional, bersama 36 bandara lain di Indonesia melalui keputusan Menhub Nomor 37 tahun 2025. (Fan)