Balikpapan – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mendesak penerapan uji coba penghapusan promosi biaya ongkos kirim (ongkir) pada layanan pengiriman makanan (delivery) oleh aplikasi during, seperti Gojek dan Grab.
“Uji coba ini direncanakan berlangsung selama tiga bulan, mulai Juli hingga Oktober 2025,” kata Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji di Balikpapan, Rabu.
Ia mengatakan promosi ongkir yang selama ini diterapkan telah menimbulkan ketimpangan, terutama dirasakan para mitra pengemudi non-disabilitas yang pendapatannya ikut terdampak.
“Pada kenyataannya, yang merasa dirugikan adalah para mitra pengemudi reguler. Kami minta agar uji coba penghapusan promosi ongkir ini bisa segera diterapkan demi keadilan dan keseimbangan pendapatan,” ujar Seno dalam audiensi bersama perwakilan dua aplikator besar di VVIP Room Bandara Sepinggan Balikpapan.
Kedua aplikator sempat menyampaikan keberatan atas rencana tersebut dengan alasan teknis dan operasional.
Pihak Grab secara khusus menyampaikan bahwa promosi ongkir turut menjadi bagian dari program kerja sama dengan mitra disabilitas yang menggantungkan penghasilan dari skema itu.
Namun demikian, Pemprov Kaltim tetap mendorong implementasi uji coba agar seluruh mitra, baik disabilitas maupun non-disabilitas mendapatkan perlakuan tarif yang adil sesuai kondisi lapangan.
Wagub Seno Aji juga meminta agar pihak Gojek dapat memberikan keputusan resmi terkait kesediaannya mengikuti uji coba ini, paling lambat pada hari Jumat (11/7/2025).
“Langkah ini merupakan bagian dari konsistensi Pemprov Kaltim dalam menjalankan SK Gubernur Nomor 100.3.3.1/K.673/2023 serta menjaga iklim kerja sama yang sehat dan berkeadilan antara aplikator dan para mitranya,” katanya.(Adv/Diskominfo Kaltim)