Tiga solusi lindungi endemik pesut mahakam

Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian LH Inge Retnowati.(Foto: Fan)

Samarinda – Kementerian Lingkungan Hidup memaparkan tiga solusi perlindungan berbasis regulasi untuk menyelamatkan populasi pesut mahakam (Orcaella brevirostris) yang berada di ambang kepunahan.

“Minimnya populasi pesut dan tingginya angka kematian akibat aktivitas manusia, kami segera melakukan koordinasi untuk memastikan semua pihak menerapkan instrumen hukum yang ada demi mencegah kepunahan ikon biodiversitas Kalimantan ini,” ujar Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian LH Inge Retnowati di Samarinda, Kaltim, Jumat.

Menurut dia, status pesut Mahakam saat ini tergolong kritis (critically endangered) dalam daftar merah IUCN dan termasuk dalam Apendiks I CITES, yang menandakan tingkat keterancaman tertinggi.

Berdasarkan data Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI), kondisi populasi yang cenderung menurun dan sulit berkembang biak ini diperparah oleh berbagai ancaman serius, mulai dari jeratan jaring insang yang menyebabkan 67 persen kematian, pencemaran limbah industri, hingga risiko tertabrak kapal tongkang di lalu lintas sungai yang padat.

Menanggapi kondisi darurat tersebut, Direktorat Konservasi Kehati KLH menekankan implementasi tiga solusi utama yang berlandaskan pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Solusi pertama adalah memastikan semua pihak melaksanakan asas keanekaragaman hayati dengan mempertahankan keberadaan, keragaman, dan keberlanjutan sumber daya alam hayati sebagai satu kesatuan ekosistem.

Solusi kedua adalah mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam setiap kebijakan, rencana, dan program pembangunan wilayah, seperti RTRW dan RPJP, untuk memitigasi potensi dampak dan risiko terhadap lingkungan hidup, termasuk kepunahan satwa.

Solusi ketiga adalah mengimplementasikan program Pemeliharaan Lingkungan Hidup secara nyata melalui upaya konservasi sumber daya alam serta pencadangan sumber daya alam di luar kawasan hutan untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan dari kerusakan akibat perbuatan manusia.

“Langkah terpadu ini diharapkan dapat menekan laju kematian dan membuka harapan bagi keberlangsungan hidup pesut Mahakam untuk generasi mendatang,” ujar Inge. (Fan)

Loading

Share on whatsapp
Share on telegram
Share on twitter
Share on facebook
Share on pinterest
Share on print

Solverwp- WordPress Theme and Plugin